Merasai detik-detik sang waktu dengan intuisi kreatif
Semakin dalam kesedihan yang menggoreskan luka ke dalam jiwa kita, maka semakin mampu jiwa kita menampung kebahagian. Jika sedang bergembira mengacalah dalam-dalam ke lubuk jiwa, sebab disanalah akan kita dapati bahwa hanya yang pernah membuat kita menderita yang akan mampu memberi kebahagian. Hakikatnya, kita di tempatkan tepat ditengah timbangan, yang adil, antara kesenangan dan kesedihan. Jika kita dapat mengosongkan diri dan menenangkan hati, maka seimbanglah takaran itu. Jika sang Khalik mengangkat kita untuk menguji berat emas-perak di pinggan, disaat itulah kesenangan dan kesedihan timbul tenggelam.
Dalam arti
yang paling mendasar dimana pengalaman estetis sebenarnya terdiri dari unsur
kerinduan dan dambaan, kenikmataan (pleasure),
dan rasa sakit, juga gejolak emosi dan seluruh dinamika rasa-perasaan dan
hasrat kita. Estetika hidup sehari-hari juga mesti keluar dari pakem atau kredo
estetika sebagai filsafat “keindahan” yang terobsesi pada karya-karya adiluhung
(fine art), tetapi pada sirkulasi yang
komunal dari rasa-perasan dan hasrat.
Seperti
yang ditunjukkan pada buku fotografi karya Dinda Jouhana dalam tajuk “Mail a love letter” , melalui fragmen-fragmen puisi visualnya, kita diantar untuk mengingat pada
masa lalu, yaitu, saat masa jatuh cinta, yang tak pernah terlupakan itu!
Dengan
segala kelebihannya, Dinda merefleksi dan sekaligus membuat narasi visual diri
dalam penziarahan hidupnya. Didalam karyanya, Dinda seolah membuat suatu babakan
pasang surut kehidupan yang dirasakannya
secara naratif, yang bisa kita rasakan dalam citra yang ditangkapnya. Dengan media dua dimensi inilah, yang menjadi pilihannya
untuk mengekspresikan semua hal yang tak terbahasakan, dan mungkin sangat sulit
untuk di definisikan.
Meminjam
ungkapan seorang pelukis ternama Paul Klee, “Hari ini kita mengungkapkan perasaan di balik
benda-benda yang terlihat”, maka catatan visual Dinda ini, macam diary yang selalu setia
menemaninya.
Daftar
Rujukan:
Mudji
Sutrisno, SJ, Ranah Estetika, 2010
Dr.
Matius Ali, M. Hum. Pengantar Filsafat Seni, 2011
Kahlil
Gibran, Trilogi Hikmah Abadi, 1999
Majalah
Basis, No. 05-06, Tahun ke 62, 2013
Comments
Post a Comment