Menggugat Manipulasi Kesadaran


Di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jumat dan Sabtu (13-14/3) malam, Institut Ungu mementaskan Teater “Subversif”yang di sutradarai Wawan Sofwan.  Naskah ini diterjemahkan dan diadaptasi oleh Faiza Mardzoeki dari drama klasik ‘Enemy Of The People’ karya Henrik Ibsen, dramawan asal Norwegia abad 19.

Dalam cerita, teater ini mengisahkan sebuah kota Kencana terancam bahaya karena seluruh saluran kota tercemar limbah tambang PT Tambang Harapan Gemilang.

Suatu hari, dokter Torangga (Teuku Rifnu) menangani pasien pekerja tambang PT Harapan Tambang Gemilang yang terkena penyakit yang sama. Dan gejalanya serupa dengan pasien yang lainnya. Diam-diam dokter Torangga melakukan penelitian, dari hasil temuannya kota Kencana terancam bahaya limbah.
Salah satu adegan pementasan Teater “Subversif” di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Jumat dan Sabtu (13-14/3) malam. Pentas yang di sutradarai Wawan Sofwan, mengisahkan sebuah kota Kencana yang terancam bahaya karena tercemar limbah tambang.
Tak lama berselang, pecahlah pertikaian antara Walikota Jokarna (Ayez Kassar) dengan dokter Torangga. Tak terelakkan, bahwa kekuasaan politik yang memanipulasi kesadaran mayoritas atas nama kebenaran. Banyak kepentingan yang bermain, ada pemilik media, wartawan, politisi, pengusaha, buruh tambang, dan para agen di masyarakat.


Kehadiran “Subversif” memberikan kesadaran baru pada kita, dimana kekuasaan media dan korporasi membentuk sebuah kebenaran mayoritas dan harus selalu benar, maka tirani mengancam. Jika kita sadar sebagai manusia merdeka dan berakal sehat harus memberontak terhadapnya.


Comments

Popular posts from this blog

Mengenang Si Anak Hilang (Sitor Situmorang)

Pangururan, Kampung yang menjadi Kota

Pulau Seribu Kuburan