Posts

Showing posts from 2014

Fotografi, Iman, dan Tugas Panggilan Untuk Sesama.

Image
Memasuki halaman gereja Santa Maria yang terletak di bilangan Pasar Baru, Jakarta Pusat, kita dapat merasakan kesan kokoh dan anggun saat memandang gedung gereja itu. Gereja bersejarah ini bergaya arsitektur Neogotik, kira-kira berusia 100 tahun lebih. Awalnya gedung gereja ini adalah rumah milik Jenderal De Kock, dijaman pemerintahan Hindia-Belanda. Pada tanggal 6 November 1829, gereja Santa Maria ini diberkati oleh Monseigneur Prinsen. Berjalannya dengan waktu gereja ini mengalami beberapa kali renovasi. Pada bagian dalam gereja terdapat Cathedra atau takhta Uskup, berada di dekat Altar Utama. Takhta ini terdiri dari 3 kursi, dan terpasang lambang Uskup Agung yang sedang menjabat. Dengan memiliki takhta ini, maka pantaslah gereja Santa Maria ini mendapat sebutan ‘Gereja Katedral’, sebutan inilah yang menjadi pupuler dimasyarakat sampai saat ini. Disisi lain gereja juga terdapat ruang Altar Maria, yang berhadapan dengan ruang Altar Santo Yosef, sejajar dengan Orgel, yang b...

Memahami Hakikat Manusia *)

Image
Pada dasarnya manusia memiliki kem ampuan untuk menyadari diri, selain itu, manusia juga memiliki kemampuan bereksistensi. Dalam bereksistensi , manusia mampu mene mbus dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Dengan kata lain, manusia tidak terbelenggu dengan ruang dan waktu, tetapi ia menapakinya sebagai penziarahan hidup , baik masa lampau maupun ke masa depan . Ada pun kemampuan bereksistensi yang dimiliki manusia , tentu nya terdapat unsur kebebasan pada diri manusia.  Di dalam kehidupan setiap manusia, kebebasan adalah suatu unsur hakiki. Kita semua mengalami kebebasan, kesulitannya bila kita ingin mengungkapkan pengalaman itu menjadi taraf refleksi. Maka salah satu tugas filsafat ialah secara kritis merefleksikan serta menjelaskan apa yang kita alami secara spontan. Karena kebebasan merupakan unsur penting dalam pengalaman kita sebagai manusia.    Lebak Banten, 2014 Pemahaman akan realitas eksistensi diri adalah pedoman untuk set...

'Trowulan' Peninggalan Peradaban Bangsa

Image
Dengan mengendarai motor selama 35 menit dari kota Mojokerto, saya tiba di sebuah situs kota , masa Kerajaan dari abad ke-13-15 Masehi . Guyuran hujan membasahi bumi, hampir setiap hari menyisakan sedikit cuaca cerah di pagi hari. Perjalanan ke tanah Trowulan mengingatkan saya pada sebuah cerita masa lalu tentang kerajaan Majapahit, dengan Rajanya yang pertama yaitu, Raden Wijaya. Majapahit pernah mencapai kejayaan pada abad ke 14, lalu mengalami kemerosotan kekuasaan sepeninggalnya Hanyam Wuruk dan hingga akhirnya runtuh di akhir abad ke 15. Diperkirakan, kota Majapahit masih bertahan hingga tahun 1419, namun kota tua ini hancur diserang oleh tentara Demak yang dipimpin oleh Adipati Unus. Dan akhirnya ditinggalkan oleh penduduknya secara berangsur-angsur, sehingga menjadi desa sepi, dan menjadi wilayah pertanian. Trowulan dikenal sebagai salah satu situs kota di Indonesia, dari masa sebelum hingga sesudah Majapahit . Sebaran situs yang cukup luas dan terpencar-pencar mem...

'Parmalim' Kepercayaan Asli Suku Batak Toba

Image
Setelah dua belas hari saya berpetualang di pulau samosir, saatnya saya harus bergeser, dan menjejakkan kaki ketempat tujuan berikutnya. Di temaram pagi yang remang, saya terjaga dan harus berkemas untuk melanjutkan perjalanan saya ke Parapat, salah satu kota kecil di pinggir Danau Toba, Sumatera Utara, tetapi kota ini bukan tujuan akhir saya. Sesampainya di Parapat, ada beberapa angkutan umum yang sudah nge-time , segera saya naik ke angkutan umum dengan tujuan Balige, lama perjalanan kurang lebih 1 jam dengan ongkos Rp 10,000, sampailah saya di Balige tepat pukul 12.00 siang. Tanpa pikir panjang, saya langsung mencari tempat penginapan. Tak terasa, ketika malam berlalu begitu cepat, kokok ayam jago sudah membangunkan saya dari tidur, seolah alarm waktu yang harus saya patuhi. Dan motor matic sewaan pun sudah siap untuk menemani penjelajahan saya. Melintasi jalan perkampungan terlihat hamparan sawah yang hijau, perjalanan terasa cepat, dalam waktu 30 menit saya telah tiba di de...

Dreams of Gold in Tumpang Pitu

Image
When roaring motorcycles broke the silence of the night in the teak woods, a beam of light flashed from a distance by a miner in a small hamlet in the protected forest zone of Gunung Tumpang Pitu, Pesanggaran district, Banyuwangi, East Java.   The vast teak woods bear abundant gold deposits, offering a potential treasure trove to local residents. The forest land, once a deserted area, has now become an overnight hunting ground for treasure, reportedly with each ton of gravel containing 2.3 grams of gold. With the discovery of gold ores by the local people several years ago, hundreds of residents have been thronging the area to pan for gold. Even without skills, they are digging into the earth and panning in groups at the foot of the mountain. Along the river stream, they are prepared to flounder about for hours in the hunt for gold. Today, the gold mining zone in Gunung Tumpang Pitu has sparked controversy in connection with threats to wildlife around th...

Jangan Lupakan Rawagede

Image
E mak Wanti (92) di usia senjanya, hidup di sebuah rumah sangat sederhana bersama anak dan cucunya. Walau tubuhnya sudah renta, ingatannya masih prima. Peristiwa 64 tahun yang lalu masih terbayang jelas di kepalanya. Ketika itu, tepat tanggal 9 Desember 1947, ratusan lelaki, termasuk suaminya, dibariskan di tanah lapang di kampungnya Rawagede, Karawang, dan tanpa basa-basi, ratusan manusia itu dibantai secara membabi buta oleh pasukan Belanda. Emak Wanti adalah salah satu dari ratusan korban Rawagede yang masih bertahan hidup. Dalam sisa hidupnya itu, Ia bersama yang lain, mengais sisa-sisa harapan, agar peristiwa yang memilukan itu tidak begitu saja dilupakan. Peristiwa 64 tahun silam adalah peristiwa kelam yang belum benar-benar tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Para korban yang masih bertahan hidup serta anak keturunannya, seperti dibiarkan merana, menanggung derita sejarah. Peristiwa pembantaian massal yang dilakukan oleh tentara Belanda itu, terjadi karena k...

Pulau Seribu Kuburan

Image
Hormatilah Ayah dan Ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang dikaruniakan Allah, Tuhanmu, kepadamu ... Penggalan ayat kitab suci itu mengingatkan pada pengorbanan orang tua kita, dan mungkin ayat ini pula yang menginspirasi masyarakat Batak Toba. Di zaman modern  sekarang ini, masyarakat Batak Toba masih melaksanakan ritual Mangokal holi (penggalian tulang belulang) leluhur mereka. Hal ini erat kaitannya  dengan transformasi kebudayaan religi masyarakat Batak sejak masa prasejarah (megaliktikum) hingga masa kekristenan masuk. Selain keindahan panorama alam Danau Toba, kekhasan ritual ini menjadi daya tarik  wisatawan yang akan datang ke Pulau Samosir. Dan inilah yang menjadi nilai jual pariwisata tentunya. Jika kita mengelilingi pulau Samosir dengan jalan darat, maka setiap beberapa puluh meter sisi kiri dan kanan jalan, kita melihat bangunan tugu-tugu (baca: kuburan) megah menyerupai Gorga (rumah adat Batak), ada pula yang berbentuk Sarkofagus, kusam da...