Melintasi Sisa Sejarah Kolonialisme di Rancabali
Akhir Mei 2025 lalu punya kesempatan menghadiri Anniversary ke 14 komunitas Federal Bandung Indonesia. Kegiatan acaranya Bike Camp, treking dan bagi-bagi hadiah di Barusen Camp, Ciwidey, Bandung.
Kegiatan seperti ini menjadi kerinduan kawan-kawan yang nyandu turing, ajang kumpul atau bertemunya para goweser dari berbagai daerah, diluar kota Bandung!
Setelah Bike Camp bubar, kami ber-tujuh melipir ke Rancabali, Ciwidey. Nanjak tipis, diselingi jalanan Rolling kami menyusuri perkebunan teh Sinumbra, kira-kira 50 Kilometer dari Kota Bandung. Asik tempat ini, berada diketinggian antara 1300-1800 Meter Diatas Permukaan Laut, suhu rata-rata kisaran 16-25 derajat Celcius, suasananya sejuk, tenang, dan indah. Dari atas sadel sepeda kami melihat hamparan hijau tanaman teh yang membentang luas, dasyat! Pesonanya sangat berbeda dengan perkebunan-perkebunan teh lainnya yang pernah kami kunjungi.
Perkebunan Teh Sinumbra ini merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari masa kolonial Belanda yang terletak di kawasan Rancabali, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Perkebunan ini memiliki sejarah panjang dan mempunyai peranan penting dalam perkembangan industri teh di Indonesia. Perkebunan ini didirikan pada masa penjajahan Belanda dan dikelola oleh perusahaan Belanda, GEO WEHRY & CO. Perkebunan ini merupakan bagian dari pengembangan perkebunan teh di wilayah Rancabali yang dimulai sekitar tahun 1870-an. Setelah kemerdekaan Indonesia, perkebunan ini dinasionalisasi menjadi bagian dari PT Perkebunan Nusantara VIII.
Yang tak kalah menarik, disepanjang jalan menuju Perkebunan Teh Sinumbra, terdapat bangunan-bangunan tua peninggalan zaman Hindia Belanda yang arsitekturnya masih terawat dengan baik. Bangunan-bangunan ini menambah nilai historis dan estetika dari kawasan perkebunan ini.
Saat ini, Perkebunan Teh Sinumbra masih beroperasi dan menjadi bagian dari Unit Kebun Rancabali di bawah pengelolaan PTPN VIII. Perkebunan ini juga menjadi destinasi wisata yang menawarkan pemandangan kebun teh yang unik dengan udara sejuknya.
Rancabali, Mei 2025
Foto-foto: David Salman, Hermur Kardon, Sihol Sitanggang, Wilson
Comments
Post a Comment