Gorga
Pada rumah adat Batak sering kita jumpai hiasan ukiran dalam bentuk garis spiral pada permukaan kayu, dalam bahasa Batak Toba disebut Gorga. Seni Gorga termasuk gaya seni bangsa Proto Melayu (Dongson). Dari segi pemakaian, warna Gorga terbagi dua, "Gorga Sigaraniapi" dan "Gorga Silinggom." Gorga Sigaraniapi lebih cerah dan dominan memakai warna merah. Dahulu Gorga Sigaraniapi dipakai menghias rumah keluarga biasa atau masyarakat umum.
Gorga Silinggom lebih serius dan mistis, karena menggunakan tri warna, hitam, putih dan merah. Akibatnya warna terlihat redup, cenderung gelap seperti ternaung. Konon, Gorga jenis ini banyak digunakan untuk menghiasi rumah raja, yang mana dapat menaungi masyarakat biasa.
Menariknya, seni ini tidak lepas dari adat, dimana adat menjadi suatu pola hidup orang Batak Toba. Adat mengatur kehidupan manusia yang dianalogikan dengan kehidupan tengah, supaya ada kesesuaian antara mikrokosmos dan makrokosmos.
Dengan kata lain, kehidupan didunia tengah harus merupakan cerminan dari kehidupan dunia atas, dimana "Debata" (Allah) membuat semesta ini teratur, harmonis, dan patut.
Karenanya adat menjadi sakral, dalam ungkapan Batak Toba "Gabe naniula, sinur napinahan, horas jolma," artinya, setiap orang yang mematuhi adat niscaya hidupnya akan sejahtera.
Maret 2018
Sihol Sitanggang
Penikmat Seni dan Budaya
Comments
Post a Comment