Posts

Showing posts from May, 2016

Berjuang Untuk Hak Perempuan dan Anak

Image
Perjalanan ke Pulau Seram banyak hal yang menarik, selain hasil alamnya yang melimpah, kekayaan lautnya pun tak kalah menarik. Pulau rempah ini dilkelilingi oleh laut serta pantai yang indah di kawasan timur Indonesia. Melintasi beberapa desa, ada salah satu dusun yang menarik, yaitu; dusun Waralohi, letaknya di desa Kamarian, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Di dusun ini terbentuk sebuah komunitas perempuan untuk pelayanan korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Awalnya, dusun Waralohi adalah wilayah konflik yang terjadi di Maluku pada tahun 1999 dan tahun 2011. Pasca kerusuhan, perlahan dusun ini mulai ditempati oleh sejumlah pendatang dari berbagai daerah di Maluku. Pada tahun 2013, yayasan Lingkar Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LAPPAN) mendirikan sekolah PAUD untuk korban pasca konflik. Lalu, LAPPAN juga membentuk posko komunitas, yang dipimpin oleh Fatma (48). Selain pendampingan korban KDRT, Fatma juga sering membantu advokasi, baik litigas...

Budaya Tenun Ikat dan Martabat Perempuan

Image
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang penuh budaya dan kaya akan keberagaman. Salah satunya ditandai dengan adanya cara berpakaian, dan menjadi hal yang paling berpengaruh adalah bahan dasar pakaian itu. Keberagaman kain dan tekstil yang khas seperti; batik, belongsong, lurik, songket, tenun ikat, tapis, dan ulos, ada di sejumlah daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki warna, motif, dan filosofi masing-masing. Seperti sarung “Buna Biboki Atone” dari Timor Tengah Utara, yang didominasi dengan warna benang merah dan hitam. Sarung ini mempunyai arti khusus, dimana “Atone” adalah simbol manusia. Dahulu, para perempuan memakai sarung motif “Atone” pada saat menari “Likurai” (menari dengan menabuh gendang) untuk menyambut suku mereka (Biboki) yang baru pulang perang, dengan membawa kepala manusia. Saat ini, tarian “Likurai” di lakukan pada penyambutan tamu terhormat, dan pada pesta rumah adat. Di saat merenovasi rumah adat, masyarakat akan terus menari, mulai dari a...

Memaknai Waktu Dalam Sebuah Karya Seni

Image
Kali ini, di Galeri Nasional Indonesia ada yang berbeda, dimana para pengunjung di arahkan masuk melalui pintu belakang Galeri. Pameran tunggal Hanafi yang bertajuk “Pintu Belakang | Derau Jawa” di kuratori oleh Agung Hujatnikajennong. Dalam pameran ini, kita di ajak untuk melihat bagaimana Jawa sebagai sebuah “bungkusan identitas,” dimana identitas adalah sebagai label sosial yang tertempel pada kita. Nah, identitas ini kita terima dari tempat dan kelompok, di mana kita lahir.  Pada pameran ini, Hanafi terinspirasi dari mitos dan kisah keseharian masyarakat Jawa yang nyaris terlupakan. Seperti pada karya yang berjudul “Headaches – Fever,” kita di suguhkan dengan visual yang unik, tersusun berderet enampuluh buah kempul berbahan aluminum, di setiap kempul bertuliskan “buyer”. Karya ini mengingatkan pada sebuah produk obat-obatan modern saat ini.   Dahulu komunitas Jawa lebih mengenal jamu sebagai pengobatan, dengan perkembangan jaman yang tradisional di lupakan, m...